Tuesday, October 19, 2010

Bersama kita senyum


Kalau kita amati perkembangan sosial kemasyarakatan atau kehidupan berbangsa dan bernegara saat ini tampak ada banyak kegelisahan. Sudah sewajarnya sebagai manusia itu kita gelisah. Berarti kita masih punya rasa. Kegelisahan muncul mesti karena ada situasi yang tidak normal. Situasi tidak normal seperti apakah itu?

Barangkali situasi tidak normal itu berasal dari dalam diri kita, dari dalam rumah kita, dari sekeliling kita, atau dari pemerintahan kita. Bisa bermula dari pagi yang semestinya sudah ada kopi di meja tapi belum ada, atau mestinya sudah ada nasi tapi juga belum ada. Pagi yang seharusnya cerah menjadi merengut, sampai kantor atau tempat kerja energi cerah tadi telah direnggut dengan energi merengut

Karena pagi sudah merengut, ketemu orang juga merengut, pekerjaan akhirnya jadi merengut. Dus, untuk apa kita memulai dengan pagi yang merengut kalau memang hanya belum ada kopi, belum ada nasi, atau seabrek persiapan pagi yang masih keteteran. Hadapi saja dengan senyum. Karena dengan senyum itu energi positif akan terkumpul, ketemu orang jadi lebih segar. Mereka pun tak segan untuk mendekat karena energi positif telah menarik kita dengan mereka.

Bila kita menemukan pagi dalam keadaan kosong tidak ada apa-apa tentu itu merupakan kesempatan untuk mengisinya. Sudah tidak ada kopi ya mau bagaimana lagi. Berarti itu kita harus cari kopi. Hanya saja cari kopi nya tentu dengan senyum akan lebih menarik bila cari nya dengan sambil merengut. Energi positif akan mengalir bermula dari senyum yang kita terpancar.

No comments:

Post a Comment