Saturday, November 21, 2009

Sejarah Gerakan yang (selalu) Berulang


Beberapa mantan aktivis gerakan mahasiswa menjelang pemilu dan pilpres 2009 lalu telah mengambil sikap bergabung dengan beberapa partai politik dan menjadi pendukung calon presiden tertentu. Fenomena ini bukan hal baru karena pada saat menjelang pemilu dan pilpres 2004 juga demikian. Apabila ada periodesasi angkatan dalam tradisi gerakan mahasiswa maka beberapa dari mereka yang masuk politik dan dukung mendukung capres tahun 2009 bisa dikatakan gelombang kedua dari generasi gerakan mahasiswa tahun 1998.

Potret fenomena mantan aktivis masuk dunia politik generasi masa lalu yang paling bisa tergambar jelas tentu adalah mantan aktivis gerakan mahasiswa angkatan 1966. Ada beberapa kemiripan yang bisa digambarkan dari peristiwa pada masa itu dengan tahun 1998. Pada tahun 1966 gerakan mahasiswa punya andil besar dalam proses pergantian rezim Presiden Soekarno, demikian pula gerakan mahasiswa 1998 menjadi pelopor gerakan reformasi yang berimbas turunya rezim Presiden Soeharto. Selintas terlihat, gerakan mahasiswa seolah menjadi pembuka dan penutup daripada rezim kekuasaan.

Tidak ada yang salah dalam pilihan sebagian para mantan aktivis masuk dunia politik ataupun menjadi pendukung capres maupun kekuasaan saat ini. Karena bukan saja tidak aturan moral tentang itu, tapi juga pilihan tersebut merupakan hak bagi setiap orang mengarahkan nasib dan masadepannya. Namun demikian pilihan mereka mendekat atau menjadi pendukung kekuasaan tetap menuai kritik dan bahkan mungkin kecaman sebagain temen katakanlah seperjuanganya waktu mahasiswa dulu yang tidak mengambil pilihan tersebut.

Para pengkritik itu menilai bahwa kawan-kawannya tidak konsisten dengan pilihannya itu. Bagaimana mungkin mereka dulu adalah para pembenci politik dan kekuasaan, saat ini justeru menjadi pembela kekuasaan di garda depan. Belum lagi keputusan mereka masuk dunia itu tidak ada komunikasi dan alasan yang jelas, yang mampu dipahami sebagai perjuangan lanjutan. Apalagi benturan ideologi yang menjadi dasar perjuangan juga telah berbeda dengan kekuasaan yang mereka masuki. Sangat jelas mereka pun menilai akan ada benturan nurani dan sikap politik yang mereka jalani, adalah blunder terbesar para aktivis gerakan mahasiswa.

Sejarah selalu berulang. Setiap zaman punya peran, watak, dan pilihan. Dan itu terlihat pada zaman 1966 maupun pasca 1998. Mereka ada yang masuk kekuasaan dan ada pula yang tetep pilihannnya berdiri di pinggir kekuasaan. Setiap pilihan harus kita hormati. Namun penting juga bahwa hal harus bisa dipertanggungjawabkan baik yang menjadi penjaga keuasaan maupun yang dilsuar kekuasaan. Harus ada alasan yang jelas, kerja dan capaian yang terukur, serta tidak saling memusuhi bagi pengkritik kekuasaan, maupun yang dikritik.*

2 comments:

  1. Trus, g mana sikap kita sebagai rakyat jelata mas?

    ReplyDelete
  2. Baru sempat mampir nih!
    Liat-liat dulu....
    Situsnya bagus nih!
    apalagi artikelnya, menarik banget!
    Saya seperti disuguhi makan enak!
    hehehehehhehehe

    Oia Kunjungan balik ya sob, ini blog saya
    http://modelkebayamodern.blogspot.com
    Salam kenal....

    ReplyDelete