Monday, June 2, 2008

Paradoks Demo (Keras) i


Keputusan pemerintah menaikan Harga BBM mulai 24 Mei 2008 menuai gelombang demonstrasi dari berbagai kalangan Masyarakat. Hingga tulisan ini dibuat, protes dalam bentuk demonstrasi paling besar masih ditempati Mahasiswa. Namun, sebagaimana yang kita saksikan di layar TV atau Berita Koran yang kita baca terlihat bahwa aksi yang digalang mahasiswa itu secara kualitas tidak beranjak sebagai upaya pembelajaran demokrasi yang baik.

Kita tentu tidak meragukan bahwa perjuangan mahasiswa itu adalah demi rakyat. Atas nama rakyat pula mereka tampil dalam garda terdepan dalam aksi protes dengan tujuan pemerintah tidak menaikan atau membatalkan sama sekali kenaikan BBM yang dampaknya sangat menyengsarakan rakyat. Namun, tujuan yang mulia seringkali berliku dan kadangkala dengan cara yang terlihat seperti memakai jalan pintas.

Dalam era demokrasi seperti sekarang siapapun bisa melakukan aksi protes demonstrasi. Selama demo itu sesuai UU dan tertib tentu tidak ada alasan siapapun yang dapat melarangnya bahkan polisi sekalipun. Pada awal-awal dapat kita lihat Polisi sudah dalam posisi defensif dalam menjaga aksi demo. Mereka masih diam saja ketika diserang, dilempari dan di Provokasi. Namun pertahanan yang semula terlihat sabar akhirnya jebol juga tepatnya di Kampus Unas. Ibarat nila setitik rusaklah susu segelas.

Pemerintah yang terlihat kukuh dengan pendirianya seolah membuat frustasi Para demonstran. Akhirnya terlihat aksi-aksi bakar ban, Penutupan Jalan, dan penyerangan terhadap Polisi seolah memebnarkan rasa frustasi itu. Maka kesimpulannya adalah Gerakan mahasiswa tidak memeberikan pembelajaran Demokrasi bagi masyarakat. Selanjutnya, Kekerasan dan mungkin anarkisme menjadi sesuatu yang sah demi sebuah perjuangan.

Apabila Kekerasan dan anarkisme menjadi alat bagi sebuah tujuan maka kehidupan demokrasi terncam tidak akan berkembang dan bisa-bisa mati. Masing-masing kelompok akan mengedepankan cara itu asal tujuan yang diperjuangkan tercapai. Bagi kelompok agama akan melakukan cara itu dan kelompok mahasiswa pun demikian maka keduanya tidak ada bedanya. Maka kekerasan apapun bentuknya, apapun alasanya adalah sesuatu yang sangat aku benci.

No comments:

Post a Comment