Tidak diragukan lagi kalau sekarang sinetron televisi merupaka tontonan wajib bagi semua umur. Dari berbagai tema cerita yang diangkat, penggunaan setting sekolah menempati posisi dominan, khas dengan siswa berseragam. Mulai dari SD sampai SMU semua ada. Namun, penggunaan seting sekolah itu hampir tidak memberikan sumbangsih pada nilai-nilai dunia pendidikan itu sendiri.
Gambaran sekolah dalam sinetron hanya sebatas setting belaka. Di tempat itu penonton tidak diajari bagaimana siswa berprestasi, punya ekstra kurikuler alternatif, dan membangun kompetisi sehat ala remaja. Tetapi, diajari membangun kebencian, dendam, rebutan pacar, atau pamer mobil mewah. Sesuatu yang sangat jauh dari realitas keseharian sekolah pada mestinya.
Trend sinetron berlatar belakang sekolah terpicu booming kesuksesan Film layar lebar AADC dengan kisah cinta Rangga dan Cinta. Namun, ada hal positif dari film itu yang mengajak penonton kemudian menjadi suka puisi dan sastra, belajar Mading dengan lembaga pers sekolahnya, dan persahabatan dalam gank yang positif. Suatu hal yang tidak terlihat di sinetron saat ini.
Apabila tidak mampu memberi atmosfir positif sebaiknya para produser dan sutradara meninggalkan setting sekolah beraling ke setting lain yang masih bisa digali. Bangsa kita sangat kaya budaya terlebih sekedar menjadi tema dan setting sebuah sinetron. Karena memakai setting sekolah tapi tidak memberikan perubahan dalam dunia sekolah tentu sungguh sangat menyedihkan.
No comments:
Post a Comment