Saturday, March 1, 2008

Yang Tersisa dari Prajab Surabaya


Setengah bulan saya berada di Surabaya tepatnya mulai 15-28 Januari 2008 guna mengikuti Diklat Prajab Golongan III Mahkamah Agung. Serasa OSPeK zaman mahasiswa adalah kesan pertama yang menancap dalam ingatan ketika memakai seragam warna putih dengan celana dan dasi hitam. Begitu pula suasana dan emosi yang ada didalamnya. Ketika hari pertama tampak seperti orang asing tapi di hari kedua telah berubah menjadi sebuah keluarga besar yang mengharu biru. Waktu lima belas hari seakan tidak terasa ketika hari terakhir kita harus berpisah kembali ke instansi masing-masing.

Acara Diklat merupakan acara wajib bagi setiap CPNS yang hendak diangkat menjadi PNS. Maka selembar sertifakat kelulusan sangat dinantikan setiap peserta sehingga harus sekali saja mengikutinya. Namun yang lebih penting sebenarnya ilmu yang didapat mampu terserap dan kemudian ditransformasikan ke dalam kehidupan nyata dalam dunia birokrasi pemerintahan. Disamping itu idealisasi acara tersebut diharapkan mampu menumbuhkan jiwa kepemimpinan, sikap displin dan pelayan masyarakat yang prima.

Ah, koq serius sekali. Disini saya mau cerita yang asyik-asyik saja. Seputar kebersamaan dan persaudaraan yang terbagun di acara itu;

Kamar No 20, kamar canda tawa…
Saya menempati kamar 20 berisi lima orang yakni, saya (PA Wonosari), Falcon (PN Sampit), Udin (PN Yogya), Halim (PN Buntok), dan Arif (PA Kuala Kapuas). Meski secara religi kami berbeda namun sikap toleransi terbangun dengan baik, kami selalu saling mengingatkan kalau Setan bertanduk mulai menggoda untuk bermalas-malas beribadah. Joke-joke penghilang stress selalu terlempar satu sama lain bahkan dikala ada yang sedih ditinggal pacarnya kawin sekalipun. Sukses selalu untuk kalian…

Lelaki itu bernama Kaharudin…
Inilah bintang Kelas A bahkan mungkin acara Prajab itu sendiri dari sisi Entertainment. Memiliki postur tubuh gemulai layaknya ivan Gunawan atau Rubben dan bekal menyanyi dangdut dengan suara merdu seolah suasana baginya adalah panggung untuk menghibur. Maka ketika panggilan Madam disematkan kepadanya dia justeru semakin mengocol dan membuat forum kehilangan rasa kantuk. Kahar…kalau kamu maen ke Jogja pintu rumahku selalu terbuka…

Kelas A Is The Best…
Ketika ada lomba yel-yel antar kelas spontan pula teman satu kamarku bernama Halim langsung menciptakan sebauh yel-yel dengan gubahan lagu Mars Slank. Maklum sebagian besar kelas A adalah Slanker’s Mania…sebagai seorang composer Halim dengan mudah melakukannya bahkan acara perpisahan Inagurasi pun ia yang mengiringi dengan Organ Tunggal nya.
Bukan subyektifitas tapi melihat kretifitas, kelas A adalah yang terbaik, hal ini menurut pengakuan beberapa panitia yang saya temui. Warga kelas A saling melengkapi namun tidak ada yang sempurna dalam hidup ini karena kita kalah disemua pertandingan Olahraga. Seperti halnya lagu Rini Idol; Sejauh apapun Aku melangkah Kalian adalah yang terbaik…dan sahabatku…

Hodry dan Reta…
Keduanya mengaku masih belum punya pasangan definitive, masing-masing merasa ada getar-getar perasaan yang perlu di tuntaskan. Kami bahagia bila kalian bisa terus bersama hingga undangan itu sampai ke kami…

Dari Jogja hingga Lewoleba
Ini adalah dua kota paling sering disebut selama diklat khusunya di kelas A. Cara menuturkannya seperti sebuah iklan rokok di Tv…Jogjaaaa….jogjaaaaaa. Hal ini karena banyaknya peserta dari Jogja atau alumni yang begitu mewarnai suasana Prajab. Kedua, Lewoleba sebuah kota di NTT cara menuturkanya seperti salam khas bila sesama peserta salim bertemu; Lewoleba!!! Tegas. Terkenal karena namanya unik dan salah seorang pesertanya juga unik.
(Bersambung...)

No comments:

Post a Comment